UPDATE ARTIKEL : Sabtu, 26 Mei 2012
Baik, Pemirsa Web MJ sekalian. Tadi siang telah terjadi kasus Curanmor (Pencurian Kendaraan Bermotor) di pelataran parkiran Masjid Al-Hurriyah, Kampus Dermaga IPB (Institut Pertanian Bogor) dan disertai dengan tragedi Penembakan yang menewaskan 2 orang staff keamanan. Kasus ini menjadi Hot Topic dan Trending Topic di kalangan Kampus IPB dengan hastag #IPBberduka.
Saya sebagai salah satu alumni almamater IPB, ikut merasakan duka yang mendalam atas kejadian tersebut. Berikut prognosis kronologi kejadiannya :
Sekitar pukul 11.40 WIB menjelang adzan Shalat Jum’at siang tadi (Jum’at 25 Mei 2012) , Pelaku diduga berjumlah 2 orang berboncengan menggunakan sepeda motor, dengan spesifikasi yang terkonfirmasi secara visual Yamaha Vario Techno bewarna hitam keluaran 2011 dengan nomor polisi B 6935 ZAQ. Kedua pelaku datang ke pelataran parkiran Masjid Al-Hurriyah IPB.
Gambar 1. Motor yang diduga milik Pelaku
Salah satu pelaku turun dari motor serta melakukan aksinya dengan mencoba membongkar kunci motor yang menjadi targetnya, dengan spesifikasi yang terkonfirmasi secara visual seperti motor jenis Honda CBR 159R edisi RepsoL (warna dominan kuning).
Gambar 2. Motor CBR 159R edisi RepsoL yang diduga akan digasak oleh pelaku
Suhardi (staff Unit Keamanan Kampus, -+46 tahun) memergoki pelaku yang hendak menggasak motor tersebut dan sempat berkelahi adu tangan kosong. Supriyatna a.k.a “Bonar” (staff Unit Keamanan Kampus, -+44 tahun) yang melihat rekannya berkelahi dengan pelaku, mendatanginya untuk membantunya, masyarakat lain atau jamaah Sholat Jumát yang berada disekitar beranda masjid juga sempat beranjak untuk mengeroyok pelaku. Pelaku yang adu mulut dan berduel tangan kosong, ternyata membawa pistol dan pistonya terjatuh , kemudian diambil oleh teman pelaku yang ada di depannya. Teman pelaku yang memegang pistol tersebut melihat temannya terancam, diduga melakukan tembakan peringatan ke udara 2 kali sepertinya melakukan usaha menghentikan langkah massa yang hendak mengeroyok, selanjutnya pelaku menembak dada Suhardi dan menembak Supriyatna “Bonar” dari arah belakang.
Gambar 3. Staff UKK yang menjadi korban penembakan
Suhardi, terlunglai seketika sedangkan Supriyatna sempat merangkak dan akhirnya tengkurap lemas. Isunya pelaku melepaskan tembakan kembali, dan mengenai bahu salah satu staff/karyawan lainnya (belum diketahui dengan jelas namanya). Sehingga jumlah tembakan kurang lebih 5 kali. Kemudian, Pelaku kabur menggunakan motornya ke arah Pool Bis Kampus / Mobil Pemadam. Pelaku sempat menabrak mobil salah satu staff Rektorat dan pelaku menodongkan pistolnya ke arah orang yang ada disekelilingnya.
Jamaah yang sempat keluar dari masjid kembali ke dalam masjid untuk melaksanakan sholat jum’at.
Kedua Staf Unit Keamanan Kampus (UKK) yang menjadi korban dibawa ke Rumah Sakit Karya Bakti menggunakan mobil ambulans IPB, dan saat perjalanan menuju RS keduanya dikonfirmasikan telah meninggal. Jenazah diotopsi di RS PMI Bogor.
Selang beberapa waktu kemudian, Polisi datang untuk mengamankan TKP.
Gambar 4. Polisi mengamankan TKP dengan Police Line
Sekitar pukul 16.00, Motor Vario milik pelaku ditemukan sekitar 1 Km dari TKP atau di sekitar area hutan Pool bis. Dari keterangan warga yang berada di sekitar perbatasan kampus, menyatakan bahwa salah satu pelaku sempat membeli sandal jepit di warung sekitar kawasan Leuwikopo. Motor Yamaha Vario milik pelaku kini telah diamankan, seperti terlihat pada Gambar 1 di atas.
Malam hari, jenazah kedua Staff UKK dikembalikan ke IPB.
UPDATE ! Gambar sketsa pelaku :
Sketsa 1: badan kekar, tinggi sekitar 172 cm, rambut ikal sebahu, hidung lebar, bibir tebal, kumis tipis, wajah berjerawat, T-shirt kuning, usia sekitar 25 tahun. Tingkat kemiripan 90%
Sketsa 2: Mengenakan helm half face hitam/abu-abu, tinggi kurang
lebih 172 cm, berjaket hitam garis biru, hidung sedang, kulit hitam sawo
matang, wajah tirus, usia sekitar 25-30 tahun, kurus, kumis halus.
Tingkat kemiripan 80-90%
Sketsa 3: Berbadan kurus, tinggi sekitar 155-160 cm, mata cekung ke dalam, wajah tirus, rambut lurus agak menutupi telinga belah pinggir, mengenakan T-shirt orange, usia sekitar 20-24 tahun, warna kulit kuning langsat. Tingkat kemiripan 80%
Sekilas :
Sebelum kejadian tersebut Pak Bonar (Supriyatna) staff UKK IPB yang menjadi korban, melalui akun twitternya (@Bonar_UKK_IPB) telah banyak mengingatkan di TL twitternya, salah satu tweet-nya pada tanggal 9 may 2012 : “hati2 curanmor berkeliaran di dlam kampus.”
Gambar 5. Pak Supriyatna "Bonar" staff UKK IPB
Dari TL tersebut mengabarkan bahwa area kampus dan sekitarnya sedang dalam kondisi rawan kriminal, bahkan di jejaring sosial ada yang mengabarkan sebelum kejadian ini, ada mahasiswa yang ditodong menggunakan pistol di dekat minimarket ketika hendak memparkirkan motornya. Sebenarnya kejadian-kejadian kriminal bukan saat ini saja, namun sudah terjadi sejak dulu. Saya pun pernah mengalami kehilangan barang berharga, walaupun diluar kampus (sekitar kampus). Dulu ketika saya aktif di BEM Fakultas, pada satu sesi acara di FPIK menghadirkan Pak Bagio (Drs. Subagio, M.M.) Kepala UKK IPB untuk memberi arahan dan berbagi cerita kejadian-kejadian kriminal di area kampus dan sekitarnya. Ditambah dengan cerita-cerita dari Staff UKK FPIK “Babeh” Nuril. Saya juga pernah menemani dan memoderasi 2 orang teman saya yang terkait kasus “kunci motor dan kunci lab” dan harus melapor di kantor UKK. Walaupun negosiasi maupun pembicaraan sedikit alot, tapi Alhamdulillah baik orang maupun KTM teman saya tidak jadi ditahan.
Di kantor UKK tersebut saya melihat papan data statistik kejadian kriminal kampus yang tertera : jumlah kasus yang terjadi, jumlah kasus yang dapat diselesaikan dan berikut keterangan-keterangan lainnya. Saya melihat sekilas kasus yang terjadi sangat fluktuatif dar tahun ke tahun. Selain itu, selama pembicaraan dengan Pak Bagio, ada beberapa hal penting yang bisa saya tangkap. Antara lain kasus yang pernah terjadi dikampus, kasus-kasus di dalam kampus tidak bisa terprediksikan secara khusus (fluktuatif), adanya keterbatasan personil/SDM serta sarana dan prasarana UKK untuk meng-coverage area kampus secara kondusif, UKK bekerja ekstra berpatroli siang dan malam, bekerja di dalam dan luar kampus IPB, mereka harus bersosialisasi dengan masyarakat sekitar kampus dengan baik serta menjadi teladan sosial agar terintegrasi keamanan kampus, bekerja saat hari-hari libur nasional, kasus yang dilakukan oleh oknum di dalam kampus, banyaknya kelalaian warga kampus terhadap aturan keamanan baik di dalam maupun disekitar kampus, masalah kesejahteraan staff UKK dan sebagainya.
Mungkin informasi-informasi seperti itu yang tidak banyak diketahui oleh kebanyakan warga IPB (pejabat, staf dan mahasiswa) atau bahkan cenderung warga IPB tidak peduli dan terkadang lebih menyalahkan UKK ketika terjadi kasus di dalam kampus, sehingga menambah beban psikologis di pihak UKK. Namun, dari segala curhatan dan keterbatasannya, UKK tidak pernah menurunkan dedikasi dan loyalitasnya. Terbukti ketika kedua rekan dan saya datang melapor ke kantor UKK, Pak Bagio kepala UKK yang ternyata juga kepala sekolah SMK Pertanian Kornita segera meluncur ke “markas” UKK untuk mengurus masalah kami, padahal saat itu beliau sedang ada acara/agenda di sekolah yang dipimpinnya, namun beliau mampu mengkondisikannya. Selain, itu banyak juga prestasi staff UKK lainnya dalam menyelesaikan kasus ataupun mengagalkan aksi kejahatan di dalam kampus, termasuk kasus curanmor yang berakhir pada penembakan di parkiran Masjid Al-hurriyyah.
Namun, dengan keprofesian UKK tersebut, bukan berarti seluruhnya menjadi tanggung jawab UKK dalam “menjamin” keamanan kampus IPB. Perlu adanya kerjasama seluruh elemen kampus, antara lain UKK dan pihak terkait agar mampu membuat sistem security yang lebih secure dari mulai pengaman pintu gerbang hingga pengaman aset terkecil kampus, stakeholder kampus IPB terkait faktor pendukung untuk bisa memberikan atau memenuhi kebutuhan fungsi UKK, seluruh warga IPB bisa berkomunikasi dan berkordinasi secara kooperatif dengan UKK, warga IPB bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap tanggung jawab keamanan personalnya dan sebagainya. Proses-proses demikian diharapkan mampu mendukung terciptanya peningkatan keamanan di kampus IPB, karena sebenarnya tidak perlu adanya kejadian (seperti kasus penembakan ini) untuk menjadi bukti atau alasan dalam meningkatkan akselerasi keamanan kampus IPB. Dengan kata lain perlu adanya peningkatan proses kesadaran dan gerak bersama warga IPB.
Karena :
“KEAMANAN BUKANLAH SUATU JAMINAN, TAPI SUATU PROSES”
Kedua Staff UKK yang menjadi korban penembakan tersebut telah berusaha dengan sangat maksimal dalam melakukan PROSES pengamanan kampus IPB agar terciptanya kondisi yang kondusif bagi civitasnya untuk berkarya dan beraktivitas. Bukan hanya pengamanan dalam kapasitasnya sebagai area kampus, namun Kedua Staff UKK tersebut secara langsung juga telah berusaha mengamankan salah satu Perguruan Tinggi Pertanian Terkemuka di dunia yang merupakan SUATU ASET NASIONAL PENTING BANGSA INI. Atas dedikasi dan loyalitas, maka kedua “Pasukan Elit” Kampus IPB tersebut sudah sepantasnya (ataupun bukan hal yang berlebihan) untuk mendapat gelar Anumerta yang diberikan oleh Rektor IPB Prof Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc yang merupakan wisuda keprofesionalannya dalam menjalankan profesinya di Institut Pertanian Bogor.
Walaupun saya sudah menjadi alumni dan bukan lagi warga aktif IPB namun izinkan saya Marsandre Jatilaksono secara pribadi dan mendalam mengucapkan salam takzim, terima kasih dan salut atas pengorbanan, dedikasi dan loyalitasnya kepada Bapak Suhardi dan Bapak Supriyatna.
Semoga Amal Kebaikannya Diterima Di SisiNYA
Semoga Keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan
Semoga kita semua diberi kemampuan dalam mengambil hikmah kejadian ini
Semoga Pelaku Dapat Segera Ditangkap
Semoga Kita dapat meningkatkan kewaspadaan dan dapat saling berkordinasi dalam menciptakan keamanan di lingkungan kita..
Info :
Solidaritas untuk keluarga kedua Staff UKK IPB tersebut dapat disampaikan melalui amplop di kelas/media centre. Atau via rek. BNI 0153663430 a.n. Abdul Haris Nasution (Menteri Soskemas Bem KM IPB 2012) Cp.085218489191